Saya bukan tipe orang yang mudah percaya. Apalagi urusan ibadah seperti umroh, yang tidak hanya menyangkut perjalanan fisik, tapi juga ruhani. Maka ketika akhirnya saya memutuskan untuk berangkat umroh, satu hal yang paling penting bagi saya adalah memilih biro umroh terpercaya.
Dan, di sinilah kisah ini dimulai.
Saat Hati Mulai Terpanggil
Awalnya, saya hanya sekadar “penasaran.” Mungkin karena melihat teman-teman di media sosial yang pulang dengan wajah bersinar dan cerita menyentuh, atau mungkin memang sudah waktunya. Yang jelas, ada rasa yang sulit dijelaskan—kerinduan yang dalam pada tempat yang belum pernah saya datangi.
Saya mulai browsing. Banyak sekali biro travel umroh di luar sana. Tapi justru karena banyak, saya makin bingung. Lalu, nama Fitour International muncul. Beberapa kali. Di forum. Di komentar YouTube. Bahkan direkomendasikan oleh tetangga saya yang biasanya sangat selektif.
Katanya, “Kalau kamu cari biro umroh yang amanah dan nggak cuma urus teknis, tapi juga peduli secara spiritual, coba cek Fitour.” Dan saya pun mulai mencari tahu lebih dalam.
Bukan Sekadar Administrasi
Dari awal komunikasi, saya langsung merasakan perbedaannya. Tidak ada kesan buru-buru atau formalitas kosong. Semuanya dijelaskan dengan tenang, ramah, dan penuh empati. Saya yang awam dengan proses administrasi, langsung merasa tenang. Dari paspor, vaksin, hingga perlengkapan manasik, semuanya dibimbing step-by-step.
Tapi yang paling mengena bukan itu.
Saya ingat, saat saya bilang ini adalah umroh pertama saya, staf Fitour menatap saya (lewat video call) sambil berkata: “Bismillah, semoga ini jadi perjalanan terbaik dalam hidup Ibu. Kami akan temani dari awal sampai pulang.”
Dan itu bukan sekadar janji manis.
Momen-Momen yang Tidak Akan Terlupakan
Hari keberangkatan terasa seperti mimpi. Saya berangkat dari rumah dengan hati campur aduk. Bahagia, deg-degan, haru. Setiba di bandara, saya langsung disambut oleh tim dari Fitour. Mereka menyapa dengan hangat, membagikan perlengkapan, dan membuat semua jamaah merasa nyaman—termasuk saya, yang berangkat sendirian.
Selama di Tanah Suci, banyak momen yang sulit saya lupakan.
Ketika thawaf pertama di Masjidil Haram, saya menangis. Bukan karena sedih. Tapi karena akhirnya bisa berdiri di tempat yang selama ini hanya saya lihat dari layar. Dan saat itu, saya merasa benar-benar dekat dengan Allah.
Dalam perjalanan umroh ini, saya tidak merasa seperti turis. Saya merasa seperti peziarah. Seorang tamu Allah yang dihormati dan dilayani dengan baik.
Biro umroh terpercaya seperti Fitour benar-benar mengerti bahwa ibadah ini bukan tentang checklist destinasi, tapi tentang hati yang berjalan.
Bimbingan yang Menyentuh
Setiap malam, di hotel, kami tidak hanya istirahat. Ada sesi tausiyah ringan. Ada momen refleksi. Bahkan ada beberapa jamaah yang berkonsultasi pribadi dengan pembimbing. Semua dilayani dengan sabar dan tidak menghakimi.
Saya sendiri punya banyak pertanyaan tentang amalan-amalan kecil yang selama ini saya ragu. Tapi lewat pembimbing yang sabar, saya jadi merasa lebih yakin, lebih siap secara batin.
Kami juga diajak ziarah ke tempat-tempat bersejarah. Tapi bukan sekadar “tour sejarah.” Di setiap tempat, pembimbing menyampaikan kisah yang menyentuh. Tentang perjuangan Rasulullah, tentang para sahabat, tentang cinta dan pengorbanan. Saya masih ingat bagaimana saya menangis saat berada di Raudhah, karena merasa begitu kecil di tengah cinta yang begitu besar.
Jamaah Jadi Keluarga
Saya pikir, saya akan menjadi “jamaah individual” yang hanya fokus pada ibadah pribadi. Tapi ternyata tidak.
Di perjalanan ini, saya bertemu dengan banyak orang baik. Ada ibu-ibu dari Kalimantan yang selalu membawa camilan untuk semua. Ada pasangan muda yang baru saja menikah dan menjadikan umroh ini sebagai perjalanan spiritual pertama mereka bersama. Bahkan ada anak remaja yang berangkat dengan kakeknya, dan semua orang di rombongan jadi “nenek dan kakek dadakan” buat dia.
Atmosfernya hangat. Tidak ada yang merasa asing. Dan saya percaya, itu karena sejak awal, Fitour menciptakan suasana kekeluargaan yang tulus, bukan dibuat-buat.
Pulang dengan Hati Baru
Sekarang saya sudah kembali ke rumah. Tapi rasa tenang itu masih ada. Setiap kali saya mengingat perjalanan ini, hati saya terasa damai. Saya tahu, ini bukan hanya karena kota suci itu begitu istimewa. Tapi juga karena saya ditemani oleh orang-orang yang tepat.
Memilih biro umroh terbaik bukan soal fasilitas saja. Tapi soal siapa yang akan menemani langkah kita menuju tempat yang suci. Dan saya bersyukur, saya memilih Fitour International.